Lebih lanjut, Eko mengungkapkan, meskipun kondisi saat ini berbeda relasi dalam gerakan mahasiswa karena adanya tahun politik, tapi tidak menutup kemungkinan aksi-aksi akan menjadi semakin besar.
"Urun rembuk aktifis lintas generasi di Bandung beberapa waktu yang lalu hingga hari ini kita berkumpul menjadi waktu yang tepat untuk kita terus mengkonsolidasikan gerakan menolak hegemoni kekuasaan Jokowi ini," katanya.
Aktifis 1998 lainnya, Nicko Pardede mengatakan, gerakan mahasiswa tahun 2023-an, harus mulai mengkonsolidir di berbagai kampus-kampus untuk kembali turun ke jalan.
"Pola-pola seperti tahun 1998 dimana gerakan aksi dan pers mahasiswa bisa saling mengisi ruang-ruang gerakan di tengah sempitnya waktu mahasiswa kini antara bergerak dan menyelesaikan masa kuliah yang membelenggu akibat tekanan kapitalisme pendidikan," tuturnya.
Seorang mahasiswa dari BEM Unikom, Areief Tegar Prawira mengamini kondisi yang tengah terjadi di lingkungan kampus karena adanya periode waktu kepengurusan dan keberlanjutan kaderisasi yang singkat.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait