Menurut data BG Sesar Cileunyi-Tanjungsari, tutur Kepala PVMBG, merupakan sesar mendatar mengiri, sebarannya mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles, dan nilai laju geser berkisar antara 0,19-0,48 milimeter (mm) per tahun.
Dampak gempa bumi
Hingga laporan ini dibuat berdasarkan informasi awal dari BPBD Provinsi Jawa Barat dan penduduk setempat kejadian gempa bumi ini telah mengakibatkan bencana berupa kerusakan rumah penduduk di Kampung Babakan Hurip, Kelurahan Kotakaler; Kampung Rancapurut, Desa Rancamulya; Kecamatan Sumedang Utara dan Kecamatan Sumedang Selatan.
"Informasi BMKG dan penduduk setempat, guncangan gempa bumi dirasakan di daerah Sumedang dengan skala intensitas antara III-IV MMI (Modified Mercalli Intensity)," tutur dia.
Data Badan Geologi, kata Hendra Gunawan, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi. Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi berada di darat.
BG mencatat bahwa wilayah Kabupaten Sumedang pernah mengalami kejadian gempa bumi merusak pada 1972. Sedangkan kejadian gempa bumi pada 2010 menimbulkan kecemasan bagi penduduk di daerah Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.
"Pada tahun 2022 juga tercatat kejadian gempa bumi dengan magnitudo (M2,7) pada kedalaman 16 km," ucap Hendra Gunawan.
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait