Selain itu, tutur dia, yang patut menjadi perhatian adalah kekuatan gempa yang tidak terlalu besar tapi dapat menimbulkan dampak kerusakan yang signifikan sehingga harus diwaspadai. "Terdapat tiga hal yang menjadi concern.
Pertama, ternyata ada sumber gempa yang tidak terlalu besar dari magnitudonya, namun ternyata cukup dangkal kedalamannya. Kedua karakteristik lapisan tanah di Jawa Barat mengandung vulkanik sehingga dapat meningkatkan guncangan gempa," ujar dia.
"Hal inilah yang membuat gempa dengan kekuatan yang kecil tapi guncangannya terasa keras di permukaan," tutur Irwan Meilano.
Ketiga, kata Dekan FITK ITB, kondisi geografis Sumedang dan sekitarnya yang memiliki banyak penduduk dan telah dipadati bangunan, dapat berpotensi menimbulkan banyak kerusakan saat terjadi bencana. Karena itu, Irwan meminta masyarakat mewaspadai potensi bencana gempa yang walaupun kekuatannya tidak terlalu besar tapi tetap dapat menimbulkan dampak kerusakan.
"Ini perlu menjadi pembelajaran, khususnya bagi masyarakat di Jawa Barat. Sebab, pernah ada kejadian mirip, yakni, gempa Cianjur pada November 2023 lalu. Meski kekuatannya berbeda, tapi tetap memberikan kerusakan signifikan," ucap Irwan Meilano.
Diketahui, gempa bumi tektonik dangkal yang mengguncang Sumedang terasa hingga Bandung, Subang, Garut, Cirebon, dan beberapa kawasan lain di Jawa Barat. Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, lokasi gempa berada di koordinat 6.85 derajat Lintang Selatan (LS) dan 107.94 derajat Bujur Timur (BT).
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait