Tidak berhenti di sana, perjalanan ini melambangkan ketinggian rohaniah dengan naiknya Rasulullah SAW ke Sidratul Muntaha, dikenal sebagai Miraj.
Kisah yang membekas dalam ingatan setiap Muslim ini tidak hanya menjadi inspirasi, tapo juga sebuah hadiah luar biasa dari Allah. Pada tanggal 27 Rajab Hijriah, di tahun kedelapan kenabian, umat Muslim biasa memperingati peristiwa ini, menghargai momen ketika Allah mengangkat kesedihan Rasulullah yang tengah dilanda kehilangan istri dan paman tercintanya.
Isra Mi’raj bukan sekadar kisah perjalanan, melainkan simbol kekuatan iman, ketabahan, dan kasih sayang Allah kepada Rasul-Nya. Bulan Rajab menjadi ajang refleksi bagi umat Islam untuk meneladani semangat perjalanan ini, meneguhkan keyakinan, dan memperkukuh hubungan spiritual dengan Sang Pencipta.
Bulan Rajab menjadi saksi akan keajaiban Isra Mi’raj yang membebaskan jiwa dan memberikan cahaya dalam kegelapan. Inilah keistimewaan bulan Rajab yang mempersatukan umat Muslim dalam perenungan dan penghormatan, mengingatkan kita bahwa setiap momen dalam hidup ini dapat menjadi pelajaran berharga dan panggilan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Jika Isra Mi’raj mencerahkan jiwa dengan keajaiban spiritual, pada tanggal 27 Rajab 583 H atau 1187 M, bulan ini juga menjadi saksi megah dari kemenangan besar umat Islam, yakni pembebasan Baitul Maqdis di Palestina oleh Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait