Para Calon Pemimpin Harus Paham Karakteristik Psikologis Masyarakat untuk Ciptakan Pilkada Damai

Agus Warsudi
Pilkada Serentak 2024 akan digelar di seluruh provinsi, kota, dan kabupaten di Indonesia. (FOTO: SINDONews/IST)

Seperti soal toleransi misalnya, tutur dia, toleransi menjadi edukasi penting bagi masyarakat. "Dengan belajar toleransi, masyarakat bisa menghargai perbedaan, dan menghargai proses demokrasi untuk membantu mengurangi konflik saat pilkada serentak," tutur dia.

Almadina mengatakan, tak hanya masyarakat yang memikul beban penting dalam menciptakan demokrasi damai, namun para tokoh dan calon pemimpin juga memikul tanggung jawab sama dalam menciptakan situasi kondusif. 

"Seyogyanya para kandidat juga fokus pada kampanye positif, visi, misi, dan rencana kerja mereka, serta menghindari kampanye yang memicu perpecahan dan konflik antarpendukung. Diperlukan juga forum dialog antara para kandidat agar dapat mengurangi ketegangan dan memperkuat komitmen untuk menjaga iklim pemilu yang kondusif," ucap Almadina. 

Menurut dia, salah satu bentuk nyata agar konfilk di masyarakat dapat diminimalisasi meski pilihan politik berbeda, yakni dengan cara memahami karakteristik psikologis masyarakat di setiap daerahnya. 

"Para kontestan calon pemimpin ini harus memiliki strategi pengelolaan stres, agar eskalasi emosi tak terjadi," ujarnya. 

Editor : Ude D Gunadi

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network