Manusia itu istimewa, tutur Gus Ulil. Tidak ada makhluk Allah yang seistimewa manusia. Karena itu, ketika membicarakan lingkungan, berdasarkan pandangan dan pemahaman terhadap ajaran Islam, harus dimulai dari manusia dulu.
"Nanti saya jelaskan perbedaan pandangan Islam tentang lingkungan dengan pandangan sebagian besar aktivis lingkungan yang tidak berangkat dari ajaran Islam," tutur Gus Ulil.
Dia mengatakan, dalam Alquran, Allah menyebutkan, Allah memuliakan anak cucu Adam (artinya manusia) di atas semua makhluk Allah yang lain. Manusia diberi kehormatan kepada manusia sebagai ciptaan yang mengungguli ciptaan Allah yang lain.
"Karena itu, saking istimewanya manusia, sehingga Allah menegaskan berkali-kali dalam Alquran. Allah itu menundukkan segala yang ada di langit dan Bumi untuk manusia. Di dalam Alquran, ayat-ayat yang nadanya seperti itu banyak sekali," ucapnya.
"Bukan hanya langit dan Bumi, bahkan Matahari dan Bulan diciptakan untuk manusia. Allah menciptakan malam dan siang untuk menusia. Bukan untuk binatang. Malam untuk istirahat, siang untuk bekerja. Allah menundukkan angin untuk Nabi Sulaiman. Jadi, Allah menciptakan langit dan Bumi ini untuk manusia, untuk kita manfaatkan," ujar Gus Ulil.
Dia menuturkan, manusia diciptakan Allah dari tanah. Dan Allah menciptakan tanah untuk manusia guna membangun peradaban yang nanti membawa maslahat. Ini merupakan pandangan antroposentrisme, antropo artinya manusia, dan sentris artinya pusat.
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait