Silent Majority Ingin Bacalon Wali Kota Cimahi Komitmen Berantas Budaya Korupsi

Adi Haryanto
Bacalon Wali Kota Cimahi Adhitia Yudhistira (kanan) bersama bacalon lainnya Sumarno, saat menghadiri diskusi yang digagas oleh Keluarga Mahasiswa Cimahi (Kemaci), Sabtu (8/6/2024). Foto/Inews Bandung Raya

CIMAHI,iNews BandungRaya.id - Keluarga Mahasiswa Cimahi (Kemaci) menggelar diskusi terbuka soal silent majority dan korupsi dengan menghadirkan bakal calon Wali Kota Cimahi, Sabtu (8/6/2024).

Diskusi ini menghadirkan bakal calon Wali Kota Cimahi Adhitia Yudhistira dan Sumarno. Sementara Ketua DPRD Cimahi yang juga diproyeksikan PKS jadi bakal calon Wali Kota Cimahi Achmad Zulkarnain tidak hadir meski sudah diundang.

Ketua Kemaci Azka Budi Robbani mengatakan, kalangan silent majority yang tergabung dalam Kemaci tergugah untuk menyalurkan aspirasi kepada para bakal calon (Bacalon) Wali Kota Cimahi. Apalagi tahapan Pilwalkot sebentar lagi akan mulai pendaftaran pasangan ke KPU.

"Kami ingin tahu gagasan, ide, visi, misi, dan komletensi para bacalon Wali Kota Cimahi, terutama newcomer, melalui diskusi terbuka. Bagaimana mereka memandang soal silent majority, budaya korupsi, dan isu-isu lainnya," kata Azka saat ditemui usai kegiatan diskusi.

Menurutnya, hendak dibawa kemana silent majority dan para pemilih pemula, sehingga mereka harus tahu latar belakang pemimpin yang akan dipilihnya.

Banyak mahasiswa yang bertanya permasalahan-permasalahan yang selama ini mengakar di Cimahi, terutama masalah korupsi.

Terbukti tiga Wali Kota Cimahi sudah berurusan dengan hukum dan ditangkap oleh KPK. Sehingga itu mencerminkan budaya korupsi di Cimahi sangat kronis.

Mahasiswa juga berharap para bacalon ini bisa memperbaharui birokrasi agar tidak ada wali kota di Cimahi yang kembali melakukan korupsi. Dia menilai, pendidikan kaderisasi di Parpol juga harus dibenahi.

Sebab para pemimpin juga banyak dilahirkan atau menjadi wali kota karena ada perahu (Parpol). Sehingga parpol juga harus bertanggungjawab ketika ada kadernya yang terjerat korupsi.

"Makanya pada kegiatan selanjutnya, Kemaci bakal membuat kegiatan yang mengundang partai politik mengingat pendidikan kaderisasi dari parpol kurang baik sehingga melahirkan wali kota yang korupsi," tegasnya.

Bacalon Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudhistira mengapresiasi diskursus atau disebut Disaci yang diinisiasi oleh Kemaci. Ini menjadi agent of change atau agen perubahan dan juga sosial kontrol dalam melakukan adu gagasan dari para kandidat Bacalon Wali Kota Cimahi.

Ini juga menjadi ajang silaturahmi dengan mahasiswa dan berharap ke depan ada lagi acara-acara seperti ini untuk adu gagasan dan mengenal calon-calon pemimpinnya.

Bagaimana pemimpin memiliki komitmen untuk memberantas korupsi atau mengentaskan masalah-masalah lain seperti stunting, ekonomi, kepadatan penduduk, dan yang lainnya.

"Tentunya jika saya diberi kepercayaan memimpin Cimahi akan membawa Cimahi ini lebih baik, termasuk bagaimana menghilangkan budaya korupsi," ucapnya.

Sementara Bacalon Wali Kota Cimahi lainnya, Sumarno mengakui dirinya sudah 14 tahun turun ke lapangan. Sehingga tidak hanya saat akan menjadi bacalon saja, lantaran dirinya adalah bagian dari masyarakat dan selalu terjun ke masyarakat.

Dirinya pun menolak untuk dijadikan sebagai wakil wali kota dan hanya ingin menjadi Wali Kota Cimahi. "Yang punya kebijakan kan wali kota, kalau jadi saya akan berikan garansi kepada wakil saya, bahwa akan selalu beriringan selama lima tahun," imbuhnya. (*)

Editor : Rizki Maulana

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network