Pada siang harinya, Ono mencoba membantu mengambil ijazah itu dengan membayar tunggakan siswa sebesar Rp1.700.000 kepada pihak sekolah.
"Nah setelah kejadian itu, besoknya ada lagi warga yang menghubungi saya, curhat soal masalah yang sama," ucapnya.
Ono Surono menerangkan, masalah yang menyebabkan penahanan ijazah ini mayoritas hampir sama, yakni, karena biaya yang masih nunggak dan harus dibayarkan, dengan nominal antara Rp1.500.000 hingga Rp2.000.000. Jika tidak dibayar, ijazah itu tidak bisa diambil oleh siswa.
“Artinya, ada satu tahun terakhir yang mungkin kewajiban dari mereka tidak terpenuhi, misalnya SPP dan lain sebagainya. Jadi kalau kita tahu berapa jumlah ijazah yang tertahan dan dikali rata-rata Rp1.500.000, sehingga kami bisa tahu berapa anggaran yang harus disiapkan,” ujar Ono.
Kondisi ini, tutur dia, segera dilaporkan ke Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin untuk ditindaklanjuti. Pasalnya, masalah penahanan ijazah ini mayoritas terjadi di sekolah swasta.
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait