“Tahun-tahun ke depan akan menjadi ujian luar biasa. Namun, ini juga menjadi peluang untuk memperkuat sistem filantropi agar lebih efisien dan transparan, sehingga mereka yang berada di bawah garis kemiskinan dapat menerima manfaat secara langsung dan tepat sasaran,” ujar Firmanza.
Firmanza berharap platform crowdfunding berbasis blockchain dapat menjadi model bagi semua pihak, termasuk pemerintah, BAZNAS, masyarakat, dan lembaga amil zakat lainnya. Kami optimistis teknologi ini akan diimplementasikan lebih luas di masa mendatang.
"Peluncuran platform ini menjadi momentum penting dalam pengembangan ekosistem filantropi berbasis teknologi di Indonesia," tuturnya.
BMH bersama iBantu, kata Firmanza, tidak hanya berkomitmen pada akuntabilitas dan transparansi, tetapi juga pada penguatan kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan dampak sosial yang lebih besar.
Dengan dukungan teknologi blockchain, Firmanza mengatakan, BMH memastikan bahwa setiap rupiah yang disumbangkan akan dikelola dengan amanah, memberikan manfaat optimal bagi masyarakat yang membutuhkan, sekaligus membangun kepercayaan yang lebih besar antara lembaga amil zakat dan masyarakat.
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait