Dengan keberanian dan inovasi yang ditampilkan, pameran ini menjadi bukti bahwa seni gambar bergerak memiliki potensi besar untuk mengeksplorasi tema-tema multidimensional seperti tubuh, sekaligus menghadirkan sudut pandang baru yang relevan dengan dunia seni modern.
Selain pameran, Cinefuture 2024 juga diisi simposium internasional sebagai agenda utama. Simposium dibuka oleh Dekan FPSD UPI Prof Dr phil Yudi Sukmayadi MPd.
Hadir sebagai pembicara dalam simposium antara lain, Wang Liang dari China, Prof Ulrich Martin Plank (Jerman), Muchammad Zaenal Al Ansory MSn (Telkom University), dan Direktur Institut Français Indonesia (IFI) Christophe Dreyer.
Christophe Dreyer menggarisbawahi pentingnya sinema sebagai medium untuk menjembatani dialog antarbudaya. "Sinema memiliki kekuatan untuk menyatukan berbagai perspektif budaya dan sejarah. Dengan simposium seperti ini, kita dapat menciptakan dialog global yang lebih inklusif," kata Christophe Dreyer.
Sementara itu, Prof Ulrich Martin Plank menyoroti dimensi multidisiplin dari tema yang diusung. "Kita tidak hanya membahas tubuh secara fisik, tetapi juga tubuh sebagai representasi identitas, politik, dan sosial dalam sinema. Ini adalah topik yang sangat relevan dalam sinema kontemporer," kata Ulrich.
Hasil simposium tersebut buku bunga rampai yang disusun oleh akademisi dari berbagai institusi akan diterbitkan. Buku itu menawarkan analisis mendalam mengenai tema "Representasi Tubuh dalam Sinema".
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait