Ia dan rekan-rekannya membuat beberapa tipe paket Wisata Terakota dengan harga yang bervariatif. Ada paket jalan-jalan keliling desa untuk melihat proses pembuatan terakota, hingga paket ikut membuat dan mewarnai hasil karya gerabah sendiri.
“Gerabah di sini berbeda dengan wilayah lain. Ringan tapi tidak mudah pecah jika dibakar. Maka dari itu, seringnya gerabah di sini dipakai untuk masak empal gentong,” jelasnya.
Sedangkan Trisno salah satu pemilik usaha gerabah, berharap, melalui kegiatan PTMGRMD/MBKM Kewirausahaan ini generasinya bisa menyalurkan tongkat estafet pada generasi muda. Sebab, kebanyakan yang berwirausaha gerabah tergolong generasi X.
“Semoga dengan kehadiran para mahasiswa ini bisa meningkatkan pendapatan para pengrajin. Harga gerabah bisa lebih baik dan layak diterima pengrajin,” harap Trisno.
Tanggapan Rektor Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) dan Dewan Pakar MBKM
Editor : Abdul Basir
Artikel Terkait