Upaya Terstruktur dan Sosialisasi Masif
Lebih jauh, Prof. Asep menekankan pentingnya strategi komunikasi publik untuk mendorong pengusulan ini agar mendapat perhatian luas.
"Perlu upaya maksimal untuk keberhasilan pengajuan ini, dan hal ini harus tersosialisasikan secara masif melalui media agar sampai kepada pihak-pihak terkait," lanjutnya.
Dirinya juga menekankan bahwa dari sisi administratif dan substansi historis, profil KH Abbas telah memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan oleh negara.
"Kami berharap Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) bisa segera melanjutkan proses ini kepada Dewan Gelar, agar dapat disampaikan kepada Presiden," ungkapnya penuh harap.
Proses Panjang dengan Cinta dan Dedikasi
Sebagai koordinator penyusunan profil resmi KH Abbas, Prof. Asep mengakui bahwa proses yang dijalani sangat menantang. Selain menyita waktu dan tenaga, dibutuhkan pula biaya yang tidak sedikit. Namun ia menyatakan rela menanggung semua sebagai bentuk kecintaan pribadi terhadap sang ulama pejuang.
"Menyusun profil KH Abbas ini sangat sulit dan memerlukan waktu serta biaya yang besar. Namun saya tanggung semua sebagai bentuk kecintaan kepada beliau," tuturnya haru.
Jejak Perjuangan KH Abbas Melintasi Batas Wilayah
Nama KH Abbas bukan hanya dikenal di wilayah Cirebon, melainkan juga dihormati di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kiprahnya dalam Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya menjadi salah satu bukti kontribusi nyatanya terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Momentum istighatsah dan seminar ini menjadi wujud gerakan moral sekaligus pendekatan ilmiah dalam mendukung pengakuan negara terhadap peran besar KH Abbas. Harapannya, pada peringatan Hari Pahlawan 10 November mendatang, pengakuan itu bisa menjadi kenyataan.
Editor : Agung Bakti Sarasa
Artikel Terkait