Setelah waterbreak, MU melakukan beberapa pergantian pemain dan lebih banyak mengurung pertahanan ASEAN All-Stars. Kemelut sempat terjadi di depan gawang Patiwat, namun rapatnya barisan belakang ASEAN All-Stars membuat skor 0-0 bertahan hingga turun minum.
Di babak kedua, pelatih MU Ruben Amorim memasukkan sejumlah pemain kunci seperti Bruno Fernandes dan Alejandro Garnacho. Namun, pertahanan disiplin ASEAN All-Stars masih sulit ditembus. Kerja sama apik antara Garnacho dan Fernandes di menit ke-53 belum membuahkan hasil. Peluang demi peluang terus didapatkan MU, namun tak satu pun berbuah gol hingga menit ke-60.
Soliditas pertahanan ASEAN All-Stars semakin terlihat setelah masuknya Kakang Rudianto di menit ke-68. Justru, kokohnya lini belakang memberikan kepercayaan diri bagi ASEAN All-Stars untuk melancarkan serangan balik.
Puncaknya terjadi pada menit ke-71. Melalui serangan cepat, Adrian Segercic mengirimkan umpan lambung ke sisi kanan yang diterima Maung Maung Lwin. Pemain sayap lincah ini kemudian menggiring bola ke kotak penalti dan melepaskan tembakan mendatar yang tak mampu dijangkau Onana. Skor berubah menjadi 1-0 untuk keunggulan ASEAN All-Stars.
Tertinggal satu gol, Manchester United meningkatkan intensitas serangan. Namun, rapatnya pertahanan ASEAN All-Stars, termasuk penampilan gemilang Kakang Rudianto, membuat frustrasi para pemain MU. Bahkan, hingga injury time, upaya Garnacho dan rekan-rekan belum membuahkan hasil.
Hingga peluit panjang berbunyi, skor 1-0 untuk kemenangan ASEAN All-Stars tetap bertahan. Sebuah hasil yang membanggakan bagi sepak bola Asia Tenggara.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait