Retakan Sunyi Sesar Lembang dan Tuntutan Kesiapan Warga Kota Bandung

Rina Rahadian
Peta Kota Bandung. Foto: Ist.

BANDUNG, iNewsbandungRaya.id Bandung, kota dengan geliat pembangunan yang dinamis, kini menghadapi potensi ancaman gempa bumi yang berasal dari aktivitas Sesar Lembang.

Berdasarkan pemodelan terbaru dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), gempa dengan skala VI hingga VIII MMI berpotensi mengguncang sedikitnya 30 kecamatan di Kota Bandung.

Potensi Dampak Gempa dari Sesar Lembang

Gempa dengan skala tersebut cukup kuat untuk meretakkan dinding bangunan, merobohkan konstruksi sederhana, dan mengganggu aktivitas masyarakat secara signifikan.

Kota Bandung yang padat penduduk dan aktivitas ekonomi, berada di zona yang sangat rentan jika gempa besar benar-benar terjadi.

"Kita tidak bisa memprediksi kapan gempa akan terjadi. Tapi kita bisa menyiapkan diri mulai sekarang. Jangan tunggu sampai semuanya terlambat," ujar Kepala BMKG, Teguh Rahayu.

Kecamatan di Bandung yang Masuk Zona Rawan Gempa

Sejumlah wilayah di Bandung seperti Antapani, Lengkong, Kiaracondong, Ujungberung, dan sekitarnya disebut masuk dalam zona risiko tinggi. Untuk warga di kawasan ini, kesiapsiagaan bencana bukan lagi pilihan, tetapi keharusan.

Upaya Mitigasi dan Surat Edaran Gubernur Jawa Barat

Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menerbitkan Surat Edaran Gubernur untuk memperkuat upaya mitigasi bencana, tidak hanya terhadap Sesar Lembang, tetapi juga ancaman Megathrust Selat Sunda.

Langkah-langkah mitigasi mencakup:

  • Sosialisasi edukasi kebencanaan
  • Latihan evakuasi mandiri
  • Pemantauan struktur bangunan
  • Kesiapan fasilitas darurat di tingkat RT/RW

Beberapa warga bahkan telah menggunakan sistem peringatan berbasis kearifan lokal seperti kentongan dan pengeras suara masjid sebagai sinyal darurat awal.

Kesiapsiagaan Warga Jadi Kunci

BMKG menekankan pentingnya membangun budaya siaga gempa, bukan menyebar ketakutan. Ketakutan justru akan memperburuk keadaan. Yang dibutuhkan adalah:

  • Kesiapan mental dan fisik
  • Rencana evakuasi keluarga
  • Akses informasi resmi dari BMKG dan pemerintah

"Yang lebih berbahaya dari gempa bukan hanya guncangannya, tapi kepanikan dan kurangnya persiapan," tegas Teguh Rahayu.

Melawan Hoaks, Fokus pada Informasi Resmi

Di tengah situasi yang rawan, masyarakat diimbau untuk tidak terpancing isu hoaks atau berita palsu yang banyak beredar di media sosial. Pastikan informasi diperoleh hanya dari kanal resmi seperti BMKG, BNPB, atau pemerintah daerah.



Editor : Rizal Fadillah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network