“Perjalanan menggunakan kereta bukan hanya mengantarkan ke stasiun tujuan tapi memiliki nilai sejarah dan pelajaran masa depan tentang keberlanjutan,” ucap Didiek.
Menurutnya, Kerja sama ini juga menunjukkan perhatian serius KAI terhadap sektor pendidikan. Salah satunya melalui program tarif reduksi 10% untuk civitas academica dan alumni perguruan tinggi mitra, serta Rail Library sebagai bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Kemudian, Inisiatif ini sejalan dengan Asta Cita poin keempat, yang menitikberatkan pada peningkatan kualitas pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia unggul.
“Melalui pendekatan berbasis komunitas pendidikan, KAI berharap dapat memperluas akses dan memperkuat dampak jangka panjang bagi generasi penerus, sekaligus menghadirkan transportasi publik yang inklusif, relevan, dan berkelanjutan,” Didiek.
Dengan dimulainya perjalanan ini, YPKBI dan KAI berharap inisiatif ini bisa menjadi model kolaborasi antar lembaga dalam menciptakan pengalaman pendidikan yang menyeluruh dari ruang kelas hingga rel kereta api demi mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045. (*)
Editor : Abdul Basir
Artikel Terkait