9 Tahun Menyimpan Luka, Mahasiswi UPI Ini Akhirnya Merilis Buku Prosa Liris Pertama

Agi Ilman
Niska Alfina Saniya (24) penulis muda Kabupaten Bandung, Jawa Barat, saat meluncurkan buku prosa berjudul Kita Sudah Tidak di Sana. Foto: Ist.

Proses Menulis yang Penuh Luka dan Ketulusan

Proses penulisan Kita Sudah Tidak di Sana dimulai sejak Niska masih duduk di bangku sekolah. Tulisan-tulisan itu merupakan hasil perenungan, kesedihan, dan ketidakberdayaan yang ia tuangkan secara diam-diam. Keinginan untuk menjadikannya sebagai buku baru muncul pada tahun 2022.

“Butuh waktu sembilan tahun untuk benar-benar menuntaskan buku ini,” jelas Niska.

Menurutnya, tantangan terbesar dalam proses penyusunan bukan sekadar teknis menulis, melainkan proses mengingat luka lama yang dulu menjadi bahan bakar tulisannya.

“Saya ingin memperbaiki tulisan saya yang dulu, tapi juga mempertahankan rasa yang saya tulis saat itu. Dan untuk itu, saya harus benar-benar mengingat ulang apa yang saya rasakan. Itu sangat sulit.”

Isi Buku dan Gaya Bahasa yang Jujur

Buku Kita Sudah Tidak di Sana memuat prosa liris yang jujur, personal, dan kadang menyakitkan. Melalui untaian bahasa yang sederhana namun mengena, Niska mengajak pembaca menelusuri lorong-lorong kesepian, kehilangan, dan harapan yang nyaris padam.

Editor : Rizal Fadillah

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network