Boikot Produk Israel: Pakar dan Ulama Ingatkan Dampak Ekonomi dan Sosial di Indonesia

Rina Rahadian
McDonald's. Foto/Istimewa

Dampak Nyata: PHK dan Perlambatan Ekonomi Nasional

Data APINDO mencatat adanya 73.992 kasus PHK hingga Maret 2025 yang diduga turut dipicu oleh penurunan omzet akibat boikot. Sementara itu, Menkeu Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berkisar antara 4,8%-5,0%, di bawah target 5,2%.

Gigih Prihantono mengingatkan bahwa jika gerakan boikot ini terus meluas tanpa kejelasan data, efek negatifnya bisa sangat nyata.

“Pemerintah perlu turun tangan memberikan edukasi dan meluruskan informasi yang keliru di tengah masyarakat,” katanya.

Solidaritas untuk Palestina Harus Bijak dan Tepat Sasaran

Solidaritas terhadap Palestina adalah sikap mulia, namun harus disalurkan dengan bijak dan tidak merugikan pihak yang tidak bersalah di dalam negeri. Aksi boikot yang tidak didasari informasi valid bisa menjadi bumerang.

“Sikap kritis dan berbasis data akan memperkuat posisi Indonesia secara moral, sekaligus melindungi masyarakat dari kerugian,” tegas Gigih.

Kesimpulan: Perlu Edukasi Publik, Data Akurat, dan Intervensi Pemerintah

Aksi boikot yang dilakukan secara serampangan bisa menjadi senjata makan tuan. Oleh karena itu, edukasi, verifikasi, dan panduan dari pemerintah serta ulama sangat diperlukan agar semangat solidaritas tidak berujung pada kehancuran ekonomi dan sosial bangsa sendiri.



Editor : Rizal Fadillah

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network