"Selama ini dana komisi itu kembali ke mitra dalam bentuk pelatihan berkala, kegiatan komunitas, layanan tanggap darurat, dan reward bagi driver berprestasi. Semua itu hanya mungkin ada jika perusahaan punya struktur finansial yang stabil. Potongan 10 persen bisa mengancam semua fasilitas itu," jelas Ardi.
Dari komunitas Generasi Online Independen Bandung (GOIB), yang memiliki anggota aktif sebanyak 244 driver, Rizky Januar Saputra juga menegaskan bahwa pengemudi online lebih membutuhkan kepastian sistem daripada janji potongan yang belum tentu menguntungkan dalam jangka panjang.
“Yang kami butuhkan adalah kestabilan platform. Selama aplikator bisa menjamin asuransi,program insentif, perlindungan hukum, dan pesanan tetap lancar, maka komisi 20 persen tidak jadi masalah. Bahkan, kami mendukung semua itu agar keberlangsungan ekosistem ini tetap terjaga," ujar Rizky.
Keempat komunitas tersebut juga menyampaikan kritik terhadap adanya narasi yang mengatasnamakan seluruh driver online, padahal tidak semua dari mereka aktif menjalani profesi ini.
Pernyataan tersebut mereka sampaikan secara tertulis kepada Kementerian Perhubungan sebagai bentuk sikap resmi dan kolektif dari driver-driver aktif di Bandung.
Editor : Abdul Basir
Artikel Terkait