Perjalanan Musik Sejak Dini
Ibu Miel, Anita Lioe, menceritakan bahwa putrinya sudah menyukai bernyanyi sejak usia dua tahun. “Waktu Miel tiga tahun, dia mendapat piano dari kakeknya. Hampir setiap hari dia main piano sambil menciptakan lirik sendiri. Lucunya, saya hanya merekamnya pakai voice note,” ungkap Anita.
Sementara ayah Miel, Thomas Saputra, menambahkan bahwa titik balik terjadi ketika Miel diperkenalkan dengan produser musik Yunan Helmi. “Awalnya hanya coba-coba, tapi Mas Yunan melihat bakat Miel tidak hanya di menyanyi, tapi juga mencipta lagu,” ujarnya.
Kreativitas Dapat Apresiasi Mentor
Pelatih vokal Miel, Agis Kania, memuji imajinasi luar biasa sang murid. “Setiap sesi latihan selalu penuh ide kreatif. Kadang Miel nyanyi sambil bercerita atau membuat gerakan koreografi. Kami pun sepakat membuat konser yang sepenuhnya berdasarkan imajinasinya sendiri,” jelas Agis.
Menjawab Kebutuhan Regenerasi Musik Anak
Menurut Stefanus dari label GNP Music, regenerasi musik anak di Indonesia berjalan lambat. Anak-anak cenderung mengenal lagu lama seperti Cicak-Cicak di Dinding atau Abang Tukang Bakso, karena lagu baru jarang terdengar.
“Kehadiran Miel dengan lagu-lagunya sendiri menjadi titik awal kebangkitan musik anak di era digital. Kejujuran dan kreativitasnya adalah modal besar untuk berkembang,” tambah Stefanus.
Editor : Agung Bakti Sarasa
Artikel Terkait