Selain itu, BBMC juga menampilkan pertunjukan wayang kertas atau wayang Tiongkok, sebuah seni yang jarang ditampilkan di ruang publik. Pertunjukan wayang pun menjadi magnet bagi peserta yang membawa keluarga terutama anak-anak.
"Kami ingin memberikan edukasi kepada masyarakat. Ada banyak jenis wayang seperti golek dan kulit. Yang kami tampilkan adalah karya budayawan Sunda yang kami rangkul," ujar Angdres.
Selain menonjolkan budaya dan persaudaraan, acara tersebut juga dirancang untuk memberi dampak ekonomi bagi warga sekitar.
Puluhan tenant UMKM dilibatkan untuk menjual berbagai produk lokal, sementara tenant lain menyediakan layanan pemeriksaan kesehatan secara gratis oleh tenaga medis yang merupakan anggota komunitas.
"Ada pula tenant yang menjual perlengkapan dan spare part motor. Semua ini kami hadirkan agar acara berjalan lengkap dan memberi manfaat seluas-luasnya," tegas Angdres.
Menurut Angdres, BBMC menargetkan menjadi komunitas yang berdampak sosial di usia 37 tahun ini. Jika sebelumnya aktivitas lebih terfokus pada otomotif, kini mereka memperluas kiprah melalui berbagai program kemasyarakatan.
"Kami ingin memperlihatkan bahwa anak motor bisa berbuat kebaikan dan berkontribusi secara sosial. Karena itu kami merangkul masyarakat untuk melihat langsung bagaimana kami beraktivitas," pungkas Angdres.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait
