BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Saat ini, Jerman tengah menghadapi tantangan demografi serius. Rendahnya angka kelahiran selama dua generasi terakhir membuat negara industri di Eropa tersebut mengalami penyusutan populasi usia produktif.
Sehingga, negara tersebut membutuhkan 400.000 tenaga kerja asing per tahun. Kondisi ini membuka peluang emas bagi tenaga kerja asal Indonesia, khususnya di sektor keperawatan yang jumlah lulusannya melimpah di Jawa Barat.
Ketua Bidang Pendidikan Alumni Jerman-Indonesia (Aljerin) Samuel Siahaan mengatakan, Jerman saat ini membutuhkan setidaknya 400.000 tenaga kerja baru setiap tahun untuk menjaga stabilitas demografi dan ekonomi.
"Karena angka kelahiran sangat rendah dalam dua generasi, Jerman butuh 400.000 tenaga kerja per tahun. Mereka minus (pertumbuhan penduduknya). Jadi kalau tidak dapat 400.000 orang, penduduknya akan menyusut," kata Samuel kepada wartawan di sela-sela pelaksanaan ujian bahasa Jerman di Kota Bandung, Rabu (10/12/2025).
Samuel menjelaskan, walaupun Jerman membutuhkan tenaga kerja dan ahli di berbagai bidang, seperti teknologi pemanas (heating), otomotif, hingga elektro, kebutuhan paling mendesak saat ini adalah sektor kesehatan, terutama perawat.
Kebutuhan itu, ujar Samuel, sejalan dengan meningkatnya populasi lanjut usia (lanjut) di negara tersebut. Menariknya, tenaga perawat asal Indonesia memiliki nilai tambah tersendiri di mata pemberi kerja Jerman.
Sifat dasar orang Indonesia yang ramah dan hormat kepada orang tua menjadi kunci utama. Etos kerja orang Indonesia pun lebih baik dibanding pekerja dari negara lain.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait
