Perempuan dalam dunia politik, kata Hetifah, masih menghadapi tantangan struktural dan kultural. Karena itu, pendidikan politik harus menjadi ruang refleksi, berbagi pengalaman, penulisan narasi kepemimpinan, dan penyusunan rencana pengembangan diri kader perempuan secara sistematis dan berkelanjutan.
Hetifah menegaskan, Partai Golkar mendorong kader perempuannya untuk berperan sebagai pemecah masalah publik (public problem solver), yakni politisi yang mampu membaca persoalan masyarakat, mengambil kepemilikan atas masalah publik, serta merumuskan solusi berbasis data dan kebutuhan riil masyarakat.
Pendidikan politik ini turut dihadiri Anggota DPR RI Puteri Anetta Komarudin, yang menyampaikan materi tentang peran organisasi perempuan di lingkungan Partai Golkar dalam memantapkan konsolidasi dan pemenangan Pemilu 2029, khususnya melalui penguatan komunikasi politik dan pencitraan kader perempuan.
Ketua Pengurus Daerah KPPG Jabar Cucu Sugyati mengatakan, dikpol ini dihadiri oleh sembilan organisasi perempuan Partai Golkar dengan total 165 peserta, yang dinilai mencerminkan soliditas dan kesiapan perempuan Golkar dalam menghadapi agenda politik ke depan.
“Menjadi perempuan tangguh di dunia politik membutuhkan proses belajar yang berkelanjutan karena dinamika politik menuntut pengalaman langsung di lapangan,” kata Cucu.
Cucu berharap perempuan yang tergabung dalam KPPG, ormas perempuan, dan hasta karya Partai Golkar berada di garda terdepan dalam pemenangan Golkar di seluruh Jawa Barat.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait
