Ia juga menegaskan, bukan berarti karir politiknya menjadi mudah karena lahir dari keluarga sang proklamator. Mantan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ini mengklaim, tidak ada karpet merah yang diberikan kepadanya.
"Semua manusia itu untuk mencapai cita-citanya itu pasti perlu perjuangan. Tidak mungkin ada yang instan, karpet merah tiba-tiba jadi, enggak ada. Semuanya itu perlu perjuangan," kata Puan.
Puan pun sampai saat ini mengaku masih terus berjuang bersama PDI-P untuk berkontribusi membawa Indonesia ke arah lebih baik.
"Saya tidak pernah bicara jabatan, hanya semangatnya saya menjadikan Indonesia ini Merah Putih," kata Puan.
"Menjadikan Indonesia saling bergotong royong, saling mencintai tanpa ada perbedaan, tanpa sekat-sekat miskin dan kaya," sambungnya.
Cak Nun kemudian memberi tanggapan setelah mendengarkan pidato dari Puan tersebut.
Cendikiawan bernama lengkap Muhammad Ainun Nadjib itu mengaku baru pertama kalinya bertemu langsung dengan Puan Maharani. Selama ini, ia hanya mengamati kiprah politik Puan dari kejauhan.
Setelah bertemu langsung dan berada di atas satu panggung dengan Puan, Cak Nun pun baru menyadari bahwa sosok cucu Soekarno itu lebih hebat daripada yang ia kira selama ini.
"Saya menemukan Mbak Puan ini jauh lebih dewasa dari yang saya sangka, jauh lebih tajam pikirannya dari yang saya sangka, dan jauh lebih sareh atau lebih bijaksana dari yang saya duga duga," kata Cak Nun.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait