"Kelasnya di KBRI bekerja sama dengan Universitas di Amerika. Ada 14 perguruan tinggi yang mengajarkan Bahasa Indonesia," ujarnya.
Ketiga, mempromosikan kebudayaan Indonesia di AS seperti mempromosikan alat kesenian tradisional Sunda, angklung.
"Kami punya program angklung. Misalnya lewat diplomasi angklung karena kan angklung mudah ya. Programya dinamakan Angklung Goes To America dimana angklung bisa dimainkan oleh anak-anak SD hingga mahasiswa. Jadi mengajarkan angklung di program kurikulum universitas, itu salah satu program kami," jelasnya.
Popy menyarakan, Indonesia dapat mencontoh Korea dan China yang telah memiliki pusat kebudayaan di Washington D.C. Hal itu penting dilakukan agar kebudayaan Indonesia semakin dilirik Amerika.
Apabila pusat kebudayaan sudah berdiri, bukan tidak mungkin masyarakat asing akan semakin berminat pada budaya Tanah Air.
"Korea itu punya pusat kebudayaan di Washington D.C. sedangkan Indonesia tidak punya. Budaya K-POP juga di Amerika itu meledak seperti halnya di Indonesia karena mereka punya kantor kebudayaan khusus, Korean Culture Center di sana," terangnya," ungkap Popy.
Editor : Zhafran Pramoedya