get app
inews
Aa Text
Read Next : Pemkot Tindak Lanjuti Kasus Kekerasan Seksual di Bandung Kidul, DP3A Lakukan Langkah Cepat

Bersama Para Ahli ITB, Rumah Amal Bangun Puskesmas untuk Warga Korban Gempa Cianjur

Kamis, 09 Februari 2023 | 12:53 WIB
header img
Rumah Amal dan ITB Bangun Puskesmas untuk Warga Korban Gempa Cianjur. (Foto: Ist)

CIANJUR, INEWSBANDUNGRAYA.ID - Salah Satu Puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Cugenang mengalami kerusakan cukup parah akibat gempa bumi berkekuatan 5,6 Magnitudo yang menimpa Kabupaten Cianjur beberapa waktu lalu.

Berdasarkan data BPS Kabupaten Cianjur per 19 Desember 2022, sebanyak 104.145 warga Cugenang yang berada dalam pengungsian tidak dapat berobat secara optimal karena fasilitas kesehatan yang kurang baik.

Padahal di masa pasca bencana, warga sangat membutuhkan penanganan dengan cepat. Namun di sisi lain, warga juga masih merasa trauma jika harus di rawat di dalam ruangan bertembok.

Berangkat dari hal itu, Rumah Amal Salman bersama para ahli ITB membuat puskesmas ramah bencana. Adapun puskesmas semi permanen yang dirancang oleh dosen SAPPK ITB, Prodi Arsitektur, Dr ing Andry Widyowijatnoko.

Menurut Andry, bangunan terdiri dari material kayu. Dibuat semi tunel atau terowongan yang berkembang menjadi vektor kayu dengan dimensi yang sama, sehingga mudah untuk dikontruksikan dalam waktu yang singkat yakni hanya 21 hari.

“Salah satu kontruksi yang mudah diaplikasikan di kondisi gempa seperti ini adalah dengan kayu. Kemudian dikombinasikan dengan papan atau multipleks. Selain itu, material seperti ini memiliki manfaat lebih lama. Ketika puskesmas permanennya sudah jadi maka bangunan ini bisa dialih-fungsikan menjadi yang lain,” kata Andry, dalam kegiatan peresmian Puskesmas Cugenang, Selasa (7/2/2023).

Bangunan puskesmas ini memiliki luas 10 m x 12 m, sehingga cukup untuk menampung berbagai kegiatan puskesmas. Seperti, persalinan, pelayanan ibu hamil, bayi, balita, lansia, berobat umum, termasuk ruang IGD dan juga laboraturium.

Andry yang juga mewakili Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) ITB menambahkan, Puskesmas merupakan objek vital di lokasi gempa karena menjadi jantung layanan bagi warga yang membutuhkan untuk berobat. Pertimbangan bangunan ramah gempa disambut antusias warga yang hendak berobat, alasan itu juga yang membuat pihaknya membuat sebuah struktur yang relatif ringan tapi kuat.

"Jadi kita juga ingin menghadirkan sebuah arsitektur yang lebih fungsional tapi juga memiliki estetika yang lebih bagus. Teknologi seperti ini sudah kami aplikasikan di Lombok, Palu, dan Mamuju. Namun untuk yang bentuknya puskesmas baru pertama kali ini di Cugenang. Puskesmas ini kerjasama antara LPPM ITB, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB dan juga Rumah Amal Salman," tuturnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, dr Irvan Nur Fauzy mengatakan, keberadaan puskesmas semi permanen yang dibangun Rumah Amal Salman dan para arsitek ini sangat berimbas kepada kenyamanan warga Cugenang untuk berobat.

"Kami mengapresiasi pembangunan puskesmas ini. Pasalnya puskesmas ini memiliki wilayah kerja 9 desa dan lebih dari 60 ribu warganya yang terdampak gempa," ucapnya.

Ia melihat puskesmas sebagai shelter medis ini sudah memberikan ruang pelayanan yang layak dimana ventilasinya cukup, pencahayaannya cukup, sirkulasinya juga memadai, dan untuk mobilisasi internal kesehatan maupun pasien juga memadai.

Sementara itu, Dokter fungsional Puskesmas Cugenang, dr Yuli Hadianto mengatakan, Pelayanan kesehatan dari awal gempa tidak bisa terputus dalam kondisi apapun, sehingga Puskesmas sering berpindah-pindah tempat.

"Yang paling penting memang fasilitas, fasilitas yang baik tentunya diperlukan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Tempatnya juga kan harus representatif karena di Puskesmas banyak pelayanannya, dan sekarang terbantu dengan adanya Shelter Puskesmas yang dibangun oleh Rumah Amal Salman dan arsitek ITB," katanya.

Yuli mengatakan, sebelumnya ia melakukan pelayanan di tenda, dan itu sangat tidak maksimal. Selain kepada para perawat juga kepada masyarakat juga enggan untuk berobat.

"Karena kan kalau di tenda itu panas, bocor kalau hujan, kemanan tidak terjaga, tapi dengan Shelter dengan semi permanen ini bagus. Lagipula di sini juga masih sering terjadi gempa susulan, sekarang kami pun merasa aman melayani begitupun pasien," pungkasnya.

Editor : Rizal Fadillah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut