BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA.ID - Berhubungan seksual menjadi salah satu faktor penting dalam sebuah hubungan.
Bukan hanya sekedar memenuhi hasrat semata, tapi berhubungan seks juga penting untuk menjaga keharmonisan rumah tangga.
Namun bagaimana jika pasangan kita kehilangan gairah seks? Hal itu disebut juga sebagai Hypoactive sexual desire disorder (HSDD).
Hal ini bisa terjadi pada wanita maupun pria, yang dampaknya dapat memengaruhi kualitas hubungan.
Menurut Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RS Pondok Indah, dr. Putri Deva Karimah, Sp.OG, keluhan HSDD bisa ditangani dengan pendekatan medis.
"Jangan khawatir, HSDD sebenarnya dapat ditangani. Namun, harus diketahui terlebih dahulu penyebabnya, apakah terdapat penyakit yang menyertainya atau tidak, dan apakah penyakit tersebut dapat diobati atau tidak," kata dr Putri dalam keterangannya diterima MNC Portal, Minggu (12/2/2023).
Menurutnya, untuk mengatasi HSDD pada pasangan, ini memerlukan pendekatan secara medis dan psikologis. Sehingga perlu adanya dorongan untuk mau berkonsultasi ke dokter dari keinginan pihak suami dan istri.
"Jadi, apabila Anda sudah mulai mengalami gejala enggan berhubungan intim dengan pasangan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter spesialis andrologi dan seksologi, atau dokter spesialis kedokteran jiwa/psikiater," jelasnya.
Sementara itu, dilansir Obgyn University of Colorado bahwa perawatan HSDD, juga bisa dengan terapi seks dan obat-obatan. Contohnya, obat flibanserin adalah satu-satunya obat yang saat ini disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk pengobatan HSDD pada wanita pramenopause, namun obat lain mungkin ada diresepkan untuk mengobati gejala HSDD tertentu.
Sebagai informasi, sebagaiman dikutip dari Planned Parenthood dijelaskan bahwa penyebab lain dari HSDD, bisa karena masalah dengan citra tubuh, kelelahan, pelecehan seksual atau trauma di masa lalu.
Tak hanya itu, kadar hormon seks rendah, masalah medis seperti kanker, diabetes, masalah jantung, multiple sclerosis, atau masalah kandung kemih, efek obat-obatan seperti antidepresan, juga bisa menjadi penyebab HSDD.
Bahkan, obat tekanan darah, kemoterapi, dan terapi hormon feminisasi, berhenti haid, kondisi hamil/persalinan atau menyusui baru-baru ini juga dapat memicu seseorang mengalami HSDD.
Editor : Rizal Fadillah