Di tempat sama, Wakil Dekan I Fisip Unpas, Kunkunrat mengapresiasi diskusi interaktif yang digagas Pena 98. Sebab, diskusi tersebut bukan sekadar temu kangen para aktivis 98, melainkan pengetahuan terkait claim politic bagi generasi muda.
"Dalam hal ini, Pena 98 merekam isu-isu dalam momentum politik ini bagaimana tidak keluar dari rel demokrasi, di antaranya menyoroti politik identitas," ujar Kunkunrat.
Menurutnya, politik identitas adalah sebuah keyakinan yang menyalahi founding fathers. Pasalnya, Indonesia dibentuk bukan dengan politik identitas, melainkan berdasarkan kesepakatan.
"Negara ini dibentuk oleh pluralitas, oleh persatuan. Ini untuk mematikan memori melalui spirit 98 dan menjadi momentum untuk pembelajaran atau political education kepada masyarakat akademik," tandasnya. (*)
Editor : Abdul Basir