"Oleh karena itu, memikirkan dan mengerjakan apa yang berdampak pada kemanfaatan, kemajuan, dan kejayaan umat lebih penting dan lebih didahulukan daripada berkontestasi atau berkompetisi siapa yang melakukannya," terang Jeje dilansir dari laman resmi Persis.
"Ini tentu saja tidak berarti kita boleh mengabaikan dan menyepelekan kepemimpinan formal-struktural," sambungnya.
Jeje menjelaskan, PP Persis berpegang kepada visi dan misi politik dakwah yang mengutamakan bagaimana bisa memberi peran, partisipasi, dan kontribusi terhadap kebaikan dan kemajuan umat, daripada sekadar perebutan posisi dan jabatan.
"Dalam teori dakwah, kontribusi positif bisa dilakukan oleh siapapun, dimanapun, dan jabatan apapun. Tidak melulu harus tergantung kepada posisi jabatan struktural," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah