Mengenai target 200 ribu unit motor listrik yang ditetapkan pemerintah, Taufiek berharap, dengan aturan baru ini bisa meningkatkan minat masyarakat. Tetapi, dia memastikan bahwa pemerintah akan terus melakukan evaluasi apabila penjualan masih seret.
“Saya belum berani mengatakan itu akan habis, tapi paling tidak kita punya target segitu. Kalau habis ya bagus. Kalau enggak habis ya kita evaluasi, karena kita enggak bisa tahu orang ingin beli (motor listrik) sampai seberapa besar (minatnya),” paparnya.
Ihwal seretnya penjualan kendaraan listrik, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam mengatakan perlu edukasi yang massif ke masyarakat.
Dia memahami mengapa masyarakat masih ragu untuk beralih ke kendaraan listrik karena keterbatasan infrastruktur, harga unit yang masih mahal, hingga lamanya pengisian baterai.
“Pertama kali kita menghadirkan hybrid (di Thailand) itu enggak gampang untuk masyarakatnya beli. Waktu itu warranty-nya 6 tahun, tapi 4 tahun udah pada minta ganti semua. Tapi diganti sama Toyota,” kata Bob di Toyota Karawang Plant 2, Jawa Barat.
Editor : Rizal Fadillah