Menurut Kang Ace, sapaan akrab Tubagus Ace Hasan Syadzily, penanganan bencana banjir Dayeukolot harus dilakukan secara komprehensif, dari hulu hingga hilir melibatkan semua pihak terkait, baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kabupaten, PUPR, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Kodam III Siliwangi, maupun masyarakat.
"Untuk penanganan jangka panjang harus dibangun folder-folder air baru untuk mengatasi banjir tahunan yang merendam Kabupaten Bandung. Keberadaan folder air diharapkan dapat mengurangi dampak banjir saat debit air sangat tinggi," kata Kang Ace.
Kang Ace, sapaan akrab Tubagus Ace Hasan Syadzily, mengatakan, Jabar dan Kabupaten Bandung memang rawan bencana karena kontur alam banyak gunung dan dilintasi sejumlah sungai.
Tiga hari lalu, kata Kang Ace, curah hujan yang sangat tinggi mengakibatkan bencana banjir. Ini perlu penanganan khusus. Terdapat enam kecamatan terdampak dan 26.000 warga mengungsi.
Tentu ini harus menjadi perhatian semua pihak. Sebetulnya, Presiden Jokowi dan Bupati Bandung telah meresmikan kolam retensi di Cieunteung, Andir, dan di Kota Bandung. Seharusnya kolam retensi itu bisa menangani 70 persen debit air.
"Tetapi kemarin, ternyata ini (kolam retensi yang telah dibangun) belum mampu menyerap air yang begitu tinggi," ujarnya.
Saat bencana banjir terjadi, ujar Kang Ace, kebetulan sedang berada di Kertasari, wilayah yang jadi pusat perhatian Kodam Siliwangi. Terutama Situ Cisanti.
Editor : Ude D Gunadi