"Jadi memang kita perlu melakukan pendampingan, pendampingan itu mulai dari pelatihan SDM nya, bagaimana dikembangkan usahanya, juga ada pendampingan-pendampingan yang harus bekerja sama, bukan hanya Disbudpar saja, tapi Dinas Koperasi UKM juga harus ada, terus kemudian kalau dia kuliner dengan kehalalannya, itu bertahap," bebernya.
Dalam kegiatan ini, kata Ledia, pelaku Ekraf tidak hanya dilatih membuat desain produk yang menarik namun juga dilatih cara pemasaran agar menarik minat masyarakat atau pembeli.
"Alhamdulillah kerja sama dengan Kemenparekraf, selain soal kemasan, kita juga bagaimana melatih brandingnya, bagaimana pemasarannya, sehingga secara umum skillnya sudah terpenuhi, tinggal mereka mau memanfaatkan ini atau engga," ungkapnya.
Ledia menilai, persoalan pelaku Ekraf saat ini adalah mereka sering kali tidak mengetahui siapa yang menjadi target pasar dari produk yang mereka jual. Selain itu, mereka juga kerap kali hilang fokus dalam usaha yang tekuninya.
"Kadang-kadang tidak fokus, segala rupa pengen dijual. Kalau dia fokus, insya Allah orang akan segera mengenal brandingnya," ujarnya.
Editor : Rizal Fadillah