"Kenapa demikian karena di Telkom University sendiri dengan kapasitas 36.000 orang mahasiswa ada di kampus beserta para pegawai, tidak mengeluarkan sampah ke luar, tapi sudah mengolah sendiri," kata Prof. Adiwijaya.
"Artinya kami sudah memisahkan sampah organik anorganik, kami buat suatu ekosistem sedemikian rupa," imbuhnya.
Masih dari keterangan Prof. Adiwijaya untuk sampah organik diantaranya dimanfaatkan untuk pakan ternak. Sedangkan sampah anorganik didaur ulang dan seterusnya.
Di samping itu juga memiliki dampak ekonomi, bagi petugas yang melakukan pengelolaan sampah di Telkom University.
"Kami juga sudah membuat teknologi incinerator, sudah diimplementasikan di Kabupaten Bandung, di Tarumajaya, kalau di Kota Bandung di Caringin," kata dia.
Pihaknya akan memasifkan hal tersebut, yang muaranya bisa dimanfaatkan oleh semua. Saat ditanya sudah berapa lama melakukan hal tesebut, dari keterangan Rektor Telkom University, ini sudah dilakukan selama lima tahun ke belakang.
Editor : Abdul Basir