UAH Bongkar Makna Mendalam Gerakan I’tidal dalam Sholat
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2024/11/12/fb28a_ustadz-adi-hidayat.jpg)
“Allah langsung balas dengan bahasa, ‘Apa yang kau minta sepenuh langit, sepenuh bumi, atau sepenuh keduanya? Apapun yang engkau minta, aku kabulkan sekarang sepanjang itu kebutuhan dunia dan akhirat,’” jelasnya.
Ucapan Sami’allahu liman hamidah bukan hanya sekadar ritual, melainkan pengakuan bahwa Allah mendengar dan merespons segala doa yang dipanjatkan dalam rukuk.
Dalam posisi tegak setelah rukuk, seorang muslim diajak untuk menyadari bahwa setiap permohonan yang disampaikan tidak pernah sia-sia. Setelah mengucapkan Sami’allahu liman hamidah, seorang muslim disunnahkan untuk membaca Rabbanaa wa lakal hamd, yang berarti “Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala pujian.”
Dengan menghayati makna i’tidal, seseorang akan menyadari betapa dekatnya dirinya dengan Allah. Doa-doa yang telah dipanjatkan sebelumnya, baik dalam sujud maupun rukuk, tidak pernah diabaikan.
Ustadz Adi Hidayat menggambarkan i’tidal sebagai momen puncak dalam komunikasi antara hamba dengan Tuhannya.
Editor : Zhafran Pramoedya