RSHS Bandung Belum Minta Maaf ke Korban Pemerkosaan Priguna Dokter PPDS Anestasi

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Sejak kasus pemerkosaan yang diduga dilakukan Priguna Anugrah Pratama (31), dokter PPDS Anestesi FK Unpad terbongkar, sampai saat ini pihak RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung belum menyampaikan permohonan maaf kepada korban dan keluarganya.
Padahal, peristiwa pemerkosaan itu terjadi di lantai 7 Gedung MCHC RSHS Bandung pada 18 Maret lalu. Korban FH (21) juga merupakan keluarga pasien yang tengah menjalani perawatan di rumah sakit milik pemerintah tersebut.
Agus, kakak ipar korban, mengatakan, terlepas pelaku Priguna bukan karyawan tetap RSHS Bandung, keluarga korban menyayangkan sikap rumah sakit yang terkesan mengabaikan dan lepas tangan atas kasus serius tersebut.
Bahkan, kata Agus, setelah adiknya FH (21) menjadi korban kekerasan seksual oleh dokter PPDS Anestesi Priguna Anugerah Pratama, korban sempat menerima ucapan tak senonoh dari seorang petugas keamanan RSHS Bandung.
"Saya konfirmasi langsung ke korban dan kata korban iya (ada ucapan melecehkan dari pihak keamanan kepada korban)," kata Agus kepada wartawan melalui sambungan telepon, Kamis (10/4/2025).
Agus menyatakan, perbuatan tidak menyenangkan dari petugas keamanan RSHS Bandung sangat menyinggung keluarga yang saat itu tengah berkabung.
"Mohon maaf pihak rumah sakit ini satu bentuk koreksi besar untuk rumah sakit, setelah kejadian dan pasca kejadian masih ada tindakan pihak keamanan yang belum mencerminkan pihak keamanan, terlepas itu oknum atau bukan," ujar Agus.
Keluarga, tutur Agus, menanti itikad baik dari pihak RSHS Bandung terkair ucapan tak senonoh yang disampaikan petugas keamanan rumah sakit tersebut.
"Secara umum sampai saat ini dari pihak rumah sakit belum ada pernyataan belasungkawa untuk ayah saya dan pernyataan maaf terhadap adik saya sebagai korban," tuturnya.
Agus mengatakan, RSHS Bandung sebagai institusi pelayanan kesehatan milik Provinsi Jawa Barat, seharusnya membekali karyawan dengan sikap dan moral baik. Dia berharap, di luar pelayanan medis, sikap dari karyawan rumah sakit juga perlu diperhatikan.
"Terlepas dari permintaan maaf ini satu bentuk koreksi untuk rumah sakit supaya memperbaiki semua karyawan dan semua kinerja karyawan itu benar-benar dikontrol dengan baik. Supaya pasien lain enggak mengalami kejadian ini. Terlepas dari perawatan bapak," ucap Agus.
Agus menyatakan, sampai saat ini kondisi korban terus dipantau oleh keluarga. Pasca kejadian itu, korban telah menjalani pendampingan psikologis dan lain-lain. "Sekarang korban dalam keadaan baik, dikontrol keluarga," ujarnya.
Ditanya tentang ayah korban, Agus menuturkan, almarhum meninggal sehari setelah peristiwa pemerkosaan terjadi atau 19 Maret 2025. Ayah korban dirawat di RSHS pada 16 Maret 2025. Setelah menjalani perawatan, almarhum meninggal dunia.
"Rekomendasi rumah sakit harus operasi, sebelum operasi tanggal 18 ada kejadian terhadap adik saya. Tanggal 19 dilakukan operasi oleh rumah sakit berjalan lancar. Karena kondisi bapak semakin menurun akhirnya meninggal," tutur Agus.
Editor : Agus Warsudi