Kronologi Dugaan KDRT Ustaz Kondang di Bandung, Kasus Masih Diselidiki Polisi

“Sayangnya, setiap kali meminta nafkah selalu berakhir dengan cekcok. Klien kami ingin mengakhiri pola itu, namun justru berujung dugaan KDRT dan pengeroyokan,” jelas Alby.
Alby menambahkan, tindakan NAT melempar sisa sop hanyalah reaksi spontan akibat keluarga dari pihak ayah menjelek-jelekkan ibunya.
“Itu pun hanya sisa sop, tidak utuh, dan tidak mengenai siapa pun. Tapi dari situlah eskalasi terjadi hingga berakhir pada dugaan penganiayaan,” pungkasnya.
Hingga saat ini, ustaz tersebut dan tim kuasa hukumnya belum memberikan tanggapan resmi terkait laporan tersebut.
Kasat Reskrim Polrestabes Bandung, AKBP Abdul Rahman, membenarkan laporan ini. Kasus diajukan mantan istri ustaz sekaligus ibu kandung NAT pada Jumat, 4 Juli 2025. NAT sendiri merupakan anak kedua dari empat bersaudara.
"Jadi untuk keterangan yang kami peroleh ini, yang dilaporkan itu adalah ayahnya sendiri, saudara Evie," terang Rahman, Kamis (28/8/2025).
Selain ayahnya, NAT juga menuding anggota keluarga lain terlibat dalam dugaan kekerasan.
"Jadi untuk keterangan yang kami peroleh ini, yang dilaporkan itu adalah ayahnya sendiri. Saudara Evie, kemudian ada beberapa (terduga pelaku) lain. Ini keterangan dari si pelapor," tambah Rahman.
Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan. Polisi terus mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi, termasuk jadwal pemeriksaan ulang ustaz yang bersangkutan pada Jumat (29/8/2025).
"Untuk terlapor sendiri, kita sudah melakukan pemeriksaan dalam hal ini wawancara. Karena perkaranya masih dalam tahap penyelidikan. Besok kita melakukan pemanggilan yang kedua. Pemanggilan dan pemeriksaan sebagai saksi," ungkap Rahman.
Editor : Agung Bakti Sarasa