Gubernur Lemhannas RI Tubagus Ace Hasan Syadzily: Ketahanan Nasional Indonesia 2025 Cukup Tangguh
Geopolitik Global Cepat-Kompleks dan Penuh Volitalitas
Sepanjang 2025, jelas Kang Ace, konstelasi geopolitik global bergerak semakin cepat, kompleks, dan penuh volatilitas. Rivalitas strategis antara Amerika Serikat dan Tiongkok (China) semakin termanifestasi dalam kompetisi teknologi mutakhir.
Seperti, proteksionisme ekonomi dan pembentukan aliansi-aliansi baru yang menandai penguatan tatanan dunia multipolar.
"Konflik Rusia–Ukraina menunjukkan kecenderungan sebagai konflik berkepanjangan, sementara eskalasi di Gaza, Laut Merah, kawasan Timur Tengah, konflik India-Pakistan, dan Semenanjung Korea menegaskan bahwa isu kemanusiaan, energi, dan keamanan global tetap menjadi variabel penentu stabilitas dunia," jelas Kang Ace.
Di kawasan Indo-Pasifik, tutur Kang Ace, tren peningkatan postur militer, intensifikasi kompetisi maritim, dan semakin masifnya manuver kekuatan-kekuatan besar dunia, konflik di kawasan ASEAN.
Seperti, Thailand-Kamboja, juga mewarnai dinamika geopolitik. hal ini kian menegaskan bahwa kawasan ini telah bertransformasi menjadi episentrum baru geostrategi global.
"Dalam konteks tersebut, indonesia telah memainkan peran diplomasi yang aktif, adaptif, dan berwibawa melalui pendekatan multiple alignment sebagai aktualisasi politik luar negeri bebas dan aktif dalam konfigurasi global kontemporer," ujarnya.
Menurut Kang Ace, kunjungan Presiden Prabowo ke sejumlah negara mitra strategis sepanjang 2024-2025, semakin mempertegas posisi Indonesia sebagai global middle power yang memiliki kapasitas pengaruh substantif di tingkat internasional.
Di tengah konfigurasi global tersebut, tegas Kang Ace, Lemhannas RI menilai bahwa ketahanan nasional Indonesia sepanjang 2025 berada pada kondisi cukup tangguh dengan skor 2,84 dan tren penguatan stabil.
Dari hasil laboratorium pengukuran ketahanan nasional (Labkurtannas) di akhir 2025 ini, menunjukkan posisi cukup tangguh pada gatra politik, ekonomi, serta sumber kekayaan alam.
Editor : Agus Warsudi