Gubernur Lemhannas RI Tubagus Ace Hasan Syadzily: Ketahanan Nasional Indonesia 2025 Cukup Tangguh
Keempat, perkembangan teknologi informasi dan artificial intelligence (AI) akan semakin mempercepat kemajuan tatanan kehidupan dengan berbagai dampaknya.
"Karena itu, indonesia harus segera menguatkan ekosistem berbagai sektor yang berbasis digital disertai dengan sdm unggul yang berbasis science, technology, engineering, dan math (STEM)," tegasnya.
Berdasarkan analisis skenario strategis 2026, kata Kang Ace, Lemhannas RI kembali menggunakan dua faktor penentu, yaitu, stabilitas geopolitik dan ketahanan nasional.
Empat skenario yang dihasilkan adalah:
1. Skenario kuadran i: “bahtera garuda menembus samudera emas”. Dalam kondisi ketahanan nasional yang tangguh dan lingkungan geopolitik stabil, Indonesia memasuki golden momentum untuk mempercepat transformasi nasional.
2. Skenario kuadran II: “menjaga haluan di tengah gelombang”. Ketahanan nasional tetap kuat, namun dunia menghadapi turbulensi geopolitik yang memengaruhi ekonomi, keamanan, dan rantai pasok global.
Indonesia harus menjaga soliditas internal sembari meningkatkan kesiapsiagaan pertahanan, memperkuat diplomasi, dan memperdalam kerja sama strategis.
3. Skenario kuadran iii: “angin tenang, kompas pudar”. Lingkungan geopolitik relatif tenang dan stabil, namun ketahanan nasional belum cukup kuat.
Pembenahan struktural dan penguatan karakter bangsa menjadi kebutuhan mendesak agar arah pembangunan tetap terjaga.
4. Skenario kuadran iv: “badai di samudra nusantara”. Ketahanan nasional berada pada kondisi rawan, sementara geopolitik global penuh ketegangan, konflik, dan disrupsi ekonomi.
Kombinasi tekanan internal dan eksternal ini dapat mengancam stabilitas nasional jika tidak direspons cepat dan tegas.
"Lemhannas ri menilai bahwa indonesia sepanjang 2025 berada pada lintasan antara skenario 1 dan 2: cukup tangguh secara internal, namun masih menghadapi dinamika global yang berisiko tinggi," ucap Kang Ace.
Editor : Agus Warsudi