"Mereka harus (sudah mulai) di geser ke tempat masing-masing, merapikan bangunan-bangunan rumahnya setelah perubuhan, perapihan atau bongkar rumah," lanjut Pelay.
Setelah itu, menurut Pelay pos masyarakat ini menjadi tempat musyawarah warga dalam menentukan kesepakatan bersama terkait siapa yang akan mendapatkan bantuan rumah sementara dari puluhan KK yang ada.
"Pola community development yang kami bangun pertama, adalah memetakan tokoh, menyampaikan kepada masyarakat program yang akan dilakukan dengan melalui musyawarah agar penanganan lebih cepat, yang penting mereka jangan jadi tamu di tanahnya sendiri, relawan adalah tamu, penyintas yang punya hak untuk menentukan sendiri," ujarnya.
Pelay menambahkan inti dari pembangunan hunian sementara yang dikerjakan melalui pos masyarakat ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa saling gotong royong dalam hal percepatan penanganan bantuan untuk korban gempa melalui pendekatan kultural sehingga tidak menimbulkan gesekan antar warga terkait pembangunannya.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait