Di kompetisi Asia pertamanya ini, Persib berhasil menembus babak perempat final setelah dihentikan raksasa Asia seperti Ilhwa Chunma (Korea Selatan), Verdy Kawasaki (Jepang) dan Thai Farmers Bank (Thailand) di Stadion Siliwangi Bandung.
Setelah itu, prestasi Persib cenderung melorot. Bahkan, pada tahun 2003, ketika untuk pertama kali membuka keran pemain asing dengan perekrutan empat pemain asal Polandia, Mariusz Mucharski, Pavel Bocian, Maciej Dolega dan Piotr Orliński, Persib nyaris terdegradasi jika tidak bisa menyelamatkan diri di babak play-off.
Pada tahun 2009, wajah Persib yang semula hanyalah perserikatan amatir menjadi klub profesional, ketika PT Liga Indonesia (PT LI) mewajibkan klub peserta Liga Super Indonesia (LSI) berbadan hukum dan dilarang menerima dana hibah dari APBD.
Sebagai Mandataris Persib di era transisi, Wali Kota Bandung Dada Rosada mengumpulkan seluruh pemangku kepentingan untuk membentuk sebuah badan hukum yang belakang dinamai PT Persib Bandung Bermartabat. Ketika itu, H. Umuh Muchtar dipercaya menjadi Direktur Utama PT PBB (2009-2012) yang kemudian dilanjutkan Glenn T. Sugita (2012-sekarang).
Sebagai sebuah klub profesional, Persib terus berupaya membangun prestasi. Bukan hanya tim senior, tapi juga kelompok usia, bahkan sepakbola wanita.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait