Sementara itu, Dedi Mulyadi berharap semua orang dapat menghadapi segala sesuatu secara rileks dan tak perlu tegang.
Dedi juga tak lupa mengritik Sabil sebagai seorang insan pengajar harus peka ketika melontarkan kritik jangan sampai menimbulkan multi-tafsir.
"Dan saya mengkritik Kang Sabil, dia lupa bahwa dia seorang guru yang ketika masuk ke media sosial akan menimbulkan multi-tafsir, karena kultur-nya bukan hanya Pantura di media sosial. Kita juga harus menghormati kultur, mengkritik boleh tapi pilih diksi bahasa yang tidak menimbulkan kontroversi dan ketersinggungan," tutur Dedi Mulyadi.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait