Perusahaan yang berdiri pada September 2022 ini mengatakan, bentuk layanan yang diberikan yaitu menyiapkan dokumen keuangan, hingga arus kas yang bisa diterima oleh lembaga keuangan untuk mendapatkan anggara untuk menggarap project.
Hal itu sangat krusial namun seringkali luput dari perhatian para pelaku industry kreatif.
“Kami ingin membantu perusahaan mendanai project yang didapatkan. Lembaga keuangan menyangka industri kreatif berisiko tinggi, sehingga sulit mendapat akses permodalan. Asset jaminan terbatas,” kata dia.
“Finnix menjembatani antara pelaku industry kreatif dengan perbankan. Kami kurasi, kami hubungkan ke Lembaga keuangan yang bisa mensupport. Total 40 project sudah dibantu dari sisi permodalan, sistem. Rp30 miliar dana yang sudah kami salurkan kurang lebih satu tahun ini,” lanjutnya.
Di sisi lain, potensi dari industri ini mencapai Rp250 triliun setiap tahunnya. Faktor risiko dari sisi bisnis lebih terukur.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait