"Gelaran GWR ini bukan sekedar acara ceremonial, namun rangkaian kegiatan GWR telah mampu hidup dan menghidupi," ungkapnya.
Kang Opik mengungkapkan, rencana kegiatan tersebut telah dikonsep sejak akhir 2022 di bawah arahan Direktur PMM Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Ahmad Mahendra.
"Peran Saung Angklung Udjo adalah sebagai konseptor yang menyajikan permainan angklung dengan kategori yang memiliki tingkat keharmonisan yang tinggi secara musikalitas tanpa membebani peserta pelatihan yang sebagian besar bukan pemain angklung terlatih," katanya.
Kang Opik mengungkapkan, dalam persiapannya, Saung Angklung Udjo diminta Kemendikbud Ristek untuk menyiapkan 20.000 lebih angklung yang akan dibagikan kepada peserta. Menurutnya, hal ini mampu menghidupkan lagi ekosistem di SAU.
"Sehingga para petani bambu hingga puluhan pengrajin angklung dapat menunjukan eksistensinya kembali setelah serangan panjang Covid-19 yang mereka harus kehilangan mata pencahariannya," ungkapnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait