Usman mengatakan, kebijakan tersebut juga berlaku bagi buzzer dan influencer yang kerap menyebar berita bohong. Menurutnya, ajakan boikot produk tertentu memang kerap muncul saat konflik di Palestina - Israel sedang memanas.
"Ajakan boikot akan mereda saat eskalasi konflik menurun," ujarnya.
Namun, di tengah kondisi tersebut ada beberapa pihak yang dengan sengaja menyebar hoaks bahwa produk tertentu terafiliasi dengan Israel. Padahal, produk dimaksud merupakan hasil produksi anak bangsa.
"Ajakan boikot tersebut disertai dengan saran untuk membeli produk lain yang merupakan kompetitor," imbuhnya.
Usman mengatakan, pemerintah saat ini memiliki tiga mekanisme pemantauan. Pertama, dengan menggunakan kecerdasan buatan yang disebut automatic identification system (AIS) untuk mencari informasi bohong yang ada di media sosial atau dunia maya lain secara otomatis.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait