"Jadi mereka ingin ada dialog antara anak muda dengan anggota dewan. Mereka ingin nanya-nanya bagaimana itu berpolitik? Ini forum yang keren, jangan sampai anak muda dikasih masukan yang kurang tepat. Misalnya politik itu kotor, tempat berantem, dan mereka tidak mau berpolitik. Itu yang membuat kita khawatir," ungkap Haru usai menjadi pembicara pada Buka Suara,
Hal senada pun diungkapkan Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan, yang mengatakan, framing negatif politik di media sosial, tentu harus ditanggapi dengan karya hingga prestasi.
"Dilawan tidak hanya dengan kata-kata atau konten. Kecenderungan milenial sekarang tidak suka konflik, tapi dengan karya maupun prestasi," ujar Tedy.
Maka dari itu, Tedy mendorong keterbukaan parlemen di tingkat kota, guna menumbuhkan literasi pendidikan politik kepada masyarakat.
"Dari anak TK sampai S3 datang ke DPRD Kota dengan bermacam-macam tujuan, ada yang ingin foto saja dan lain sebagainya.Salah satunya dengan berdialog dengan anak muda, mendengar curhatan mereka sehingga timbul kepedulian. Sebab, ruang politik adalah ruang bersama," tutupnya. (*)
Editor : Abdul Basir
Artikel Terkait