Makertihartha mengatakan, sumber daya manusia dan infrastruktur yang dimiliki oleh Indonesia telah berhasil memproduksi diesel dan avtur dari sawit.
Menurutnya, hal ini membuktikan bahwa Indonesia mampu menciptaka buffer untuk menyerap produk sawit berapapun besarnya untuk dioleh menjadi bahan bakar atau energi.
"Tapi masih diperlukan kerja sama yang sinergis dari seluruh pemangku kepentingan dan keberpihakan pemerintah agar proses hilirisasi dan komersialisasi proses produksi bahan bakar nabati ini dapat dilakukan dengan baik," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap, pemerintah mendukung produksi bahan bakar sawit dengan membuat regulasi dan standardisasi melalui SNI.
"Seharusnya berdasarkan visi pemerintah, program pengolahan bahan bakar nabati dari sawit ini harus sudah selesai pada 2024," ujarnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait