Permainan ini berkembang menjadi sebuah tarian karena orang-orang melihat kesamaan antara lompatan dan tarian.
"Para pemula bergerak dalam pola yang sederhana, sementara para penari yang sudah mahir menavigasi lebih banyak bambu yang bergerak ke berbagai arah, bermanuver di tepian dan di tengah-tengah," katanya.
Alat musik seperti gendang dan gambang terkadang melengkapi irama ketukan tongkat bambu. Para penari mungkin mengenakan rok panjang, hiasan kepala, atau melambaikan ujung syal saat mereka menavigasi bambu.
Permainan ini membutuhkan fokus untuk menghindari pukulan bambu, dan para pemain akan menggunakan permainan ini untuk melatih ketangkasan, keseimbangan, dan koordinasi.
Bagi suku Manggarai, tarian ini juga memiliki nilai spiritual dan filosofis. Orang-orang yang ikut serta dalam tarian ini turut melestarikan kekayaan budaya Tari Rangkuk Alu.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait