Sisa dari 9 persen, kata Firman, masyarakat berlatar pendidikan lulusan SD sampai SMA di semua strata golongan.
"Pemerintah melalui Kemenkominfo, Polri, TNI, BIN hingga penyelenggara pemilu, yakni, KPU dan Bawaslu, terus berupaya agar masyarakat tidak termakan hoaks di Pemilu 2024," ucapnya.
Menurut Firman, parpol harus bisa legowo ketika pasangan calon di pilgub, pilbup, dan pilwalkot ikut diserang hoaks dan opini negatif di medsos.
"Saya ambil contoh, ada fenomena di Pilpres 2008 di Amerika Serikat saat Barack Obama dan John Mccain. Saat itu pendukung McCain menyerang Obama dengan hoaks bahwa Obama itu masuk golongan Islam radikal dan sebagainya. Namun oleh capres Johnny Mccain saat itu menjelaskan bahwa Obama rakyat Amerika yang siap membangun Amerika, dan itu diklarifikasi oleh tokoh," ujar Firman.
Dari penjelasan fenomena di Pilpres Amerika Serikat 2008 itu, tutur Firman, Indonesia bisa belajar agar elite politik, khususnya di daerah harus dewasa dalam menyikapi perbedaan.
"Intinya dewasa dalam menyikapi perbedaan itu penting, dan itu harus ditunjukkan oleh tokoh politik di negeri ini agar masyarakat bisa melihat dan mengikuti tokoh politik pilihannya, tanpa harus mengorbankan silaturahmi," ucap Firman.
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait