"Kenapa Partai Golkar menggelar kegiatan ini? Saya menjadi anggota DPR RI kadang iri terhadap proses Golkar di era Orde Baru selalu menang. Salah satu penyebabnya, karena Golkar waktu itu mempersiapkan kadernya di legislatif dengan serius," ujar Kang Ace.
Dulu pada zaman Orde Baru, tutur dia, menjadi anggota DPRD, baik kabupaten/kota, provinsi maupun DPR RI, untuk mencalonkan diri harus melalui proses penelitian khusus (litsus). Paling tidak, bakal calon harus bersih lingkungan.
"Setelah jadi, terpilih, dikarantina minimal dua minggu untuk diberikan pendidikan secara benar, menjadi seorang anggota DPR yang benar, memiliki kemampuan di bidang legislasi, menyusun anggaran yang benar, dan mampu mengawasi kinerja pemerintah," tuturnya.
Kang Ace mengatakan, saat ini telah menjadi anggota DPR di periode keempat, namun hanya satu kali mengikuti pendidikan di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas). Padahal, pendidikan seperti itu, penting sekali.
Sebab, setelah terpilih menjadi anggota DPRD dan DPR, lalu dibiarkan dan tanpa diberi tahu arah jelas apa yang harus dilakukan setelah menjadi anggota DPRD/DPR.
"Harus disadari, para caleg terpilih karena partai, bukan pribadi. Kalau partai tidak mencalonkan, tentu tidak akan terpilih menjadi anggota DPRD. Baju Anda bukan pribadi, tapi baju kuning (Golkar). Baju Anda adalah baju fraksi Partai Golkar dan tugas saudara-saudara adalah menjalankan visi misi partai. Untuk itu, partai wajib memberikan arahan jelas dan guiden atau pedoman bagi perjuangan caleg terpilih selama 5 tahun," ucap Kang Ace.
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait