Erris mengingatkan pentingnya peran media dalam menangkal kampanye hitam dan buzzer yang kerap meramaikan medsos selama masa pilkada.
“Kehadiran media siber yang berbasis pada kode etik jurnalistik sangat berbeda dengan media sosial seperti Twitter atau TikTok yang tidak memiliki mekanisme kontrol. Karena itu, Bawaslu harus bersikap terbuka dan menyampaikan setiap tahapan pilkada secara akurat,” kata Erris.
Diskusi ini menghadirkan berbagai perspektif dari para pemilik media siber yang menjadi bagian dari SMSI Sumut, dengan fokus pada pentingnya sinergi yang kuat antara Bawaslu dan media untuk menyukseskan Pilkada 2024.
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait