Khaerudin menuturkan, dalam debat Pilkada Indramayu pada Senin malam, ada paslon yang terjebak dalam sisi emosional dan menyerang lawan.
Sementara ada juga yang lebih bijak dalam menyampaikan program dan menghormati lawan. "Komunikasi yang baik seharusnya mencerminkan kualitas kepemimpinan," tutur Khaeruddin.
Pengamat Politik Indonesia Political Research Consulting (IPRC) Firman Manan mengatakan, debat publik merupakan sarana mengenalkan program visi misi dari Paslon.
"Program visi misi dipaparkan dengan gimick dan tekstur oleh para calon Bupati, " jelas Firman.
Firman menilai, dalam debat perdana tersebut, paslon Nina Agustina-Tobroni menjelaskan keberlanjutan program Nina Agustina saat menjadi bupati.
Firman menilai debat dibuka dengan pemaparan Visi Misi Paslon dng durasi 2 Menit. Paslon 01 membuka dengan visi misi secara bergantian antara Calon Bupati dan Wakil Bupati. Paparan belum selesai namun waktu sudah habis.
Paslon 02 membuka debat dengan statement tentang apa itu bupati, dilanjutkan dengan penyampaian tentang kegiatan turun kemasyarakat, dan menyebut tuduhan-tuduhan negatif kepada calon bupati 03.
"Isinya tendensius dan cenderung menyudutkan paslon 03, sehingga terlena untuk pemaparan visi misi hanya disampaikan 30 detik dan terilihat terburu," kata Firman.
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait